Saat seorang pengembara Belanda bernama Junghun datang di abad 19, penduduk sekitar menyebutnya sebagai tempat dimana arwah para leluhur bersemayam , yg tidak seorangpun berada disana tanpa meregang nyawa, yang burung pun enggan terbang diatasnya. Pendapat tsb tidak sepenuhnya salah.
Benar bahwa Kawah Putih Gunung Patuha itu berwibawa, karena ketinggiannya dan kesunyiannya. Benar, bahwa Kawah putih itu angker, yang melulu karena fumarol belerang pekat yang harus diperhitungkan pada saat angin berhenti berputar.
Selebihnya Kawah Putih itu adalah tempat dimana titisan surga pernah diturunkan ke bumi, begitu anggun, tenang, menghanyutkan.
Bulan Juli Agustus temperature bisa turun serendah 10oC pada siang hari dan 5oC pada malam hari. Semilir angin membawa pergi kabut pekat uap belerang menjauh. Teriaklah kuat-kuat; konon akan diteruskan echo-nya oleh dinding-dinding padas ke surga. Berkeliling kawah pada saat musim kemarau cukup mudah dilakukan; mencari-cari sudut-sudut pandang terlupakan yang barangkali tercecer dari surga.
Pengunjung tak akan betah berlama-lama diterpa dinginnya angin gunung yang menyelinap ke tulang sumsum. Seruput bandrek di sebuah warung di tempat parkir mampu memberikan rasa hangat di tenggorokan yang kering.
Suasana keheningan di tempat itu akan membawa suasana rileks. Resonansi batin anda dengan alam sekitar mampu mengisi batere kehidupan terisi kembali.
Kawah putih Patuha bukanlah satu-satunya tempat yang patut diburu di Ciwidey. Banyak tempat lain disekitarnya yang menyimpan sejuta pesona buat yang mau bersusah payah mengejar surga yang tercecer.
Teringat bait lagu Katon Bagaskara, yg berkisah tentang suatu negeri di awan, yang barangkali dimaksudkannya adalah – Kawah Putih, Ciwidey, 2300 meter dari permukaan laut.
Sudah pernah ke Kawah Putih ? Sebuah kawasan wisata di
selatan
i Banjaran terus ke Soreang. Kawasan ini searah dengan Situ Patengan dan kawasan perkebunan yang hijau di sepanjang jalan. Sehat buat refreshing deh…
Kawah Putih terletak di Gunung Patuha, berada kurang lebih 2300 Meter diatas permukaan laut. Dr. Franz Wilhelm Junghun, menemukannya pada 1837, tapi menjadi objek wisata baru sejak tahun 1987.
Konon air di kawah putih berubah warna, kadang berwarna
putih disertai asap yang mengepul diatasnya, terkadang air berwa
rna hijau apel dan kebiru-biruan, bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu. Waktu terakhir ke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar